Juli 2001
Kisah ini dimulai, dengan bekal NEM 41,06 saya langkahkan kaki menuju awal dari mimpi saya, gerbang penuh harapan, SMA Negeri 1 Bekasi. Sekolah nan lusuh dan berdebu, jauh dari kesan sekolah unggulan. Gedung yang usang dimakan waktu, Lapangan olahraga yang nampak tak terawat, rumput yang tak begitu hijau, mungkin lebih tepat kecoklatan seperti setiap hari adalah kemarau di sekolah itu. Berdebu saat kering dan agak becek ketika penghujan tiba.
Tiga tahun kisah ini berjalan,
Kelas 1.8
Ini kisah tentang orang-orang unik, kelas yang juga unik kelas "terbelakang" dengan tetangganya 1.9 ("terbelakang"=maksudnya kelas paling terakhir, hehe), setiap hari kerjanya main bola, hingga suatu hari pecahkan kaca ruang Tata Boga, mengutil barang-barang Lab di Gudang MIPA, sampai bolos sekolah di kantin belakang untuk nonton Piala Dunia 2002. Kelas yang unik dipenuhi oleh anak-anak "atraktif" bahkan boleh dibilang "hiperaktif". Dipimpin oleh Ketua Kelas yang begitu bijaksana (karena namanya: Gena Bijaksana) dan dibina oleh Ibu Entin sebagai wali kelas. Di kelas ini ada manusia paling unik yang biasa kami panggil IMTAQ (silahkan cari tau sendiri nama aslinya, hehe), manusia yang selalu menangis bahkan ketika ia tertawa (wkwk, piss ah taQ). Dan saya, tidak pintar disana, agak bodoh sedikit mungkin, yang penting selalu ketawa, hehe
Kelas 2.2
Hmmm... tak banyak yang bisa diceritakan dari sini, ini masa-masa sulit saya saudara, ketika ketidakberdayaan saya terhadap pelajaran Kimia, menyebabkan saya tidak masuk IPA. Dikomandoi oleh Taufik dan dibina oleh Ibu Hanum dan Ibu Indah sebagai Wali Kelas.
3 IPS 1
Akhirnya... inilah kami anak-anak yang memilih pengabdian menjadi makhluk sosial, ketika belajar tidak perlu serius, santai saja tapi harus tetap berprestasi. Belajar itu sebuah rutinitas, tapi main bola adalah sebuah kewajiban hehe. Dikomandoi oleh saudara Randy yang begitu lantang layaknya seorang Demonstran (dan bner aja waktu kuliah beberapa kali ketemu pas lagi demo), dibina oleh Ibu Delfi. Saat Sukarsa Cup tiba, kami putuskan semua IPS mulai dari IPS 1 sampai IPS 3 melakukan merger dan membentuk satu klub bernama SOCIAL UNITED dari klub ini dibentuk 2 tim satu "Gembel" dan satu lagi "All-Star" (dengan definisi dan kualitas yang berbanding terbalik dari namanya, haha). Akhirnya tim Gembel JUARA 1 Sukarsa Cup, sehari sesudahnya menjadi hari yang begitu membanggakan karena Piala kami pampang di depan koridor IPS 1 sampai 3 sepanjang hari itu.
Tiga tahun terasa begitu singkat, banyak kisah, kepedihan, kesedihan, dan kebahagiaan campur jadi satu. Dan puncak kebahagiaan itu sampai puncaknya saat saya dinyatakan diterima di Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Jakarta di pertengahan tahun 2004.
Semenjak saat itu, beberapa kali saya mengunjungi sekolah kami tercinta, sampai terakhir di sekitar Maret 2009 ketika lagalisir ijazah untuk urusan pemberkasan. Sangat jauh berbeda dibanding masa itu, terutama dengan bangunan di dalam sekolah.
Tapi ada juga yang tak banyak berubah . . .
Semenjak saat itu, beberapa kali saya mengunjungi sekolah kami tercinta, sampai terakhir di sekitar Maret 2009 ketika lagalisir ijazah untuk urusan pemberkasan. Sangat jauh berbeda dibanding masa itu, terutama dengan bangunan di dalam sekolah.
Gerbang Baru, Lobby Baru |
Bus sekolah baru |
Lapangan Baru, Gedung Baru |
Masjid an-Nabaa |
Plat besi legendaris, sebagai penanda pergantian jam |
Wall Climbing |
Rasanya belum ada bisa saya berikan untuk sekolah tercinta, terlebih untuk Guru-guru kami sekalian. Namun, satu hal yang pasti, kini saya menjadi seorang Guru, dan saya niatkan semua ini untuk membalas kebaikan Guru-guru kami dulu, walaupun tidak secara langsung.
SELAMAT ULANG TAHUN SMAN 1 BEKASI KE-50, SEMAKIN MAJU, SEMAKIN JAYA, SEMAKIN BERSEMANGAT MENCETAK PEMUDA-PEMUDI HARAPAN BANGSA.
Gambar diambil dari http://sman1bekasi.sch.id