1. Prinsip Akuntansi
Dalam
menyusun informasi akuntansi, kita harus berpegang pada prinsip dasar berikut
ini:
a. Basis Akrual (Accrual
Basic). yaitu pencatatan transaksi dicatat pada saat
terjadinya peristiwa ekonomi
b. Kelangsungan Usaha (Business
Continuity) yaitu Perusahaan dalam melakukan kegiatan
usahanya tentunya berupaya untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara
berkesinambungan atau terus-menerus.
c. Kesatuan Usaha (Business
Entity) yaitu perusahaan merupakan suatu kesatuan
ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan.
d. Pengaitan Biaya (Relevancy)
e. Harga Perolehan (Historical
Cost) yaitu Setiap transaksi pembelian satu barang
harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Sebagai sebuah contoh, misalnya
pada saat Anda ingin membeli laptop, harga yang ditawarkan sebesar Rp
10.000.000,- setelah terjadi proses tawar menawar dengan penjual maka harga
tersebut didapat dengan harga Rp 9.500.000,-. Dari kejadian yang diceritakan
tersebut yang menjadi harga perolehan laptop yang harus dicatat adalah Rp
9.500.000,-, sehingga yang dicatat dalam pencatatan muncul dengan angka Rp
9.500.000,-
2. Konsep Dasar Laporan Keuangan
a. Konsep Entitas Usaha
Konsep entitas usaha penting karena membatasi data transaksi dalam sistem akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
Konsep ini menghendaki pemisahan secara tegas antara perusahaan dengan pemilik. Untuk perusahaan perseorangan dan usaha bersama hendaknya dibuat satu pos yang menjelaskan hubungan antara pemilik dan perusahaan, seperti rekening prive (pengambilan pribadi). Pemindahan harta dari perusahaan ke pemilik harus melalui transaksi pembagian laba.
b. Konsep Kelangsungan Usaha
Konsep ini menghendaki adanya dasar pemikiran bahwa suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu tak terbatas.
c. Konsep Dasar Keuangan
Konsep ini menghendaki agar penyusunan laporan keuangan menggunakan kesatuan unit pelaporan (unit keuangan setempat antara lain: rupiah, dollar, dan sebagainya) sehingga ada kesatuan pemahaman dari pembaca laporan keuangan.
d. Konsep Realisasi Penghasilan
Konsep ini menyatakan bahwa realisasi penghasilan adalah ketika adanya penjualan atau penyerahan jasa, bukan saat pembayarannya.
e. Konsep Harga Pokok
Konsep ini menghendaki adanya pengukuran aset sebesar nilai perolehan awal (historical cost) dan pengakuan kewajiban sebesar nilai yang harus dibayar ketika jatuh tempo.
f. Konsep Membandingkan antara Penghasilan dan Biaya
Konsep ini menghendaki adanya ketetapan dalam menandingkan penghasilan satu periode buku dengan biaya untuk memperoleh penghasilan tersebut. Penghasilan yang melebihi satu periode tidak diperkenankan untuk ditandingkan dengan biaya yang melebihi satu periode.
g. Konsep Konsistensi
Konsep ini menghendaki penggunaan metode-metode secara tepat dari satu periode ke periode selanjutnya. Jika terpaksa diadakan perubahan untuk memberi manfaat pada laporan keuangan, maka harus diberikan penjelasan mengenai pengaruhnya terhadap laporan tersebut.
h. Konsep Penjelasan/Pengungkapan
Konsep ini menghendaki agar laporan keuangan mencakup informasi yang diperlukan untuk penyajian yang terbuka, sehingga tidak membuat pembaca keliru menafsir laporan keuangan tersebut.
i. Konsep Materialitas
Materialitas merupakan pelengkap dari konsep penjelasan. Dalam konsep ini dikehendaki bahwa hal-hal yang material (dipandang berbobot), baik jumlah maupun keadaannya, memerlukan penjelasan yang memadai.
j. Konsep Hati-hati
Dalam laporan keuangan tidak diperkenankan menunjukkan aset di atas harga pokoknya, demikian juga kewajiban. Konsep ini menghendaki kecenderungan minimalisasi pencantuman modal, yaitu dengan menetapkan bahwa laba atau penghasilan tidak bisa diakui sebelum direalisasi, sedangkan rugi/kewajiban harus diakui begitu bisa diperkirakan.
k. Konsep Biaya
1) Konsep objektivitas. Konsep ini menghendaki bahwa semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan harus didukung oleh bukti-bukti yang objektif (bukti yang dapat diterima kebenarannya).
2) Konsep unit pengukuran. Yaitu seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar akuntansi tersebut maka proses kegiatan akuntansi meliputi tahapan-tahapan berikut ini.
a. tahap
pencatatan transaksi, meliputi penyusunan atau pembuatan bukti-bukti pembukuan
atau transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi eksternal,penjurnalan
(journalizing), baik jurnal umum maupun jurnal khusus, dan
pemindahbukuan (posting) ke buku besar, baik ke buku besar utama atau
buku besar pembantu.
b. Tahap
pengikhtisaran meliputi neraca saldo, jurnal penyesuaian, kertas kerja, jurnal
penutup, dan neraca saldo setelah penutupan.
c. tahap penyajian laporan keuangan, meliputi penyajian Laporan Laba-Rugi (income statement), Pencatatan Penutup (closing entries), Penyajian Laporan Perubahan Modal/Ekuitas (statement of changes in equity), Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Penyajian Laporan Arus Kas (statement of cash flow), dan Pencatatan Pembalik (reversing entries) jika diperlukan.
(Modul Ekonomi SMA XII, Kemendikbud)